MATERI PEMBELAJARAN
Dalam
teknik budidaya tanaman dikenal panca usaha yang merupakan lima tindakan
budidaya yang harus dilakukan untuk mendapatkan produksi maksimum meliputi :
Tanamlah bibit unggul
Tanamlah dengan jarak tanam teratur
Berikan pengairan yang baik
Gunakan pupuk yang tepat
Berantaslah hama penyakit dengan baik
BIBIT UNGGUL
Bibit
unggul disebut juga varietas unggul.Varietas yang berarti suatu kelompok
tanaman tertentu dalam suatu species budidaya tertentu yang dapat dibedakan
dengan suatu sifat atau sekelompok sifat-sifat. Unggul di sini dimaksudkan
memiliki banyak sifat-sifat agronomi yang unggul dibandingkan varietas lain.
Varietas unggul yang sekarang populer
di Indonesia untuk beberapa tanaman pertanian adalah:
Tanaman
|
Varietas Unggul
|
Padi
|
IRRI : PB
-5, PB-8,IR -20, IR-22, IR-26
Nasional : Syntha, Dewi Ratih, Pelita, Bengawan
Lokal : Raja
lele, cianjur dan lain-lain
|
Jagung
|
Harapan, metro, wonosobo,pemadi, pandu dan lain-lain
|
Kedelai
|
Davros, Orba, Americana
|
Tomat
|
Apel Belgia,Gondol, Venus, Saturnus
|
TANAM DAN JARAK TANAM
Di
Indonesia dan daerah tropik lain faktor yang menentukan saat tanam adalah ketersediaan
air. Di musim hujan air berlebihan di tanah sawah tidak banyak tanaman yang
g baik di tanam kecuali padi,sedangka
n di tanah kering walau suplai air baik untu banyak tanaman
akan tetapi cuaca cuaca yang lembab dan matahari jarang barsinar mrnyebabkan
banyak serangan penyakit. Dimusim
kemarau serangan hama lebih banyak mengancam disamping sedikitnya suplai air
bahkan kadang kekeringan mengancam.
Jarak tanam
menggunakan tandur jajar yaitu tanam dengan jarak tanam yang teratur dan
barisan teratur. Hal ini dimaksudkan agar penyiangan dan pemberian pupuk yang
nantinya gampang dilaksanakan. Demikian pula dengan proteksi terhadap hama
penyakit lebih mudah dilakukan.
Jarak tanam
mempengaruhi populasi tanaman dan keefisienan penggunaan cahaya juga mempengaruhi
kompetisi antara tanaman dalam menggunakan air dan zat hara dengan demikian
akan mempengaruhi hasil.Distribusi tanaman yaitu pengaturan letak tanaman pada
sebidang tanah mempengaruhi keefisienan penggunaan cahaya. Pada umumnya jarak
tanam sama lebih efisien daripada jarak tanam yang lain.
Arah
barisan dapat digunakan untuk menggunakan cahaya secara efisien. Tanaman yang
ditanam dengan arah barisan Timur-Barat menggunakan
cahaya lebih efisien daripada dengan arah barisan Utara- Selatan. Penggunaan
arah barisan ditentukan oleh arah lereng ataupun teras-teras. Di lereng yang
tidak berteras sebaiknya barisan atau
guludan tegak lurus arah lereng. Dengan lereng yang landai tak berteras
dianjurkan bertanam dengan sistem contour, barisan-barisan tidak perlu lurus
dapat berkelok-kelok sesuai dengan keadaan bukit tetapi harus sama
tinggi(datar)
PENGAIRAN
Pengairan
yang baik akan meningkatkan daya produksi Tanaman. Tanaman diklasifikan menurut
kebutuhan airnya yaitu hidrofit adalah tanaman yang hidup dalam air. Golongn
hidrofit dicirikan dengan kebutuhan oksigen yang rendah dan sistem perakaran
yang buruk. Mesofit golongan tanaman yang kebutuhan airnya sedang memiliki
sistem perakaran yang berkembang baik. Xerofit yang tumbuh pada habitat yang
kering dan telah melalui berbagai adaptasi yang menyebabkanny tumbuh dan
membiak di tanah-tanah yang sangat kering.
Dalam
pemberian air perlu diperhatikan kebutuhan air dalam setiap tanaman demikian
pula setiap tahap dari tanaman tertentu. Misalnya tanaman padi tidak harus
digenangi terus-menerus pada saat tertentu menjelang pembungaan sawah perlu
dikeringkan.
Pada
umumnya tanaman banyak membutuhkan air pada awal tumbuhnya di mana fase
vegetatif dominan.Pada saat menjelang pembungaan menjelang pembungaan air perlu
dikurangi. Tanaman perlu dijaga jangan
sampai mengalami kekeringan dulu baru disiram.Berbagai definisi kekeringan
yaitu : suatu perioda di mana keadaan
air tanah membatasi pertumbuhan; suatu perioda selama 14 hari terus menerus
tidak ada hujan.
Dalam hubungan
dengan produksi tanaman air harus dikelola secara baik dan ekonomis. Ini menyangkut irigasi yaitu penambahan
suplemen air dan drainase yaitu pembuangan kelebihan air dan konservasi yaitu
perlindungan sumber-sumber air.
Irigasi
diberikan menurut 2 cara: 1) irigasi permukaan
yaitu air didistribusikan diseluruh permukaan tanah, 2) irigasi
penyiraman yaitu pemberian air di bawah tekanan.
PEMUPUKAN
Pupuk
adalah bahan yang memberikan zat hara pada tanaman. Pupuk biasanya diberikan
pada tanah tetapi dapat pula diberikan lewat daun atau batang sebagai larutan.
Pupuk diklasifikasikan menjadi:
Berdasarkan kandungan unsur hara dibagi menjadi:
Pupuk tunggal yaitu pupuk yang hanya mengandung 1 macam
unsur hara, misalnya:
Urea ----hanya mengandung N
ZK ----hanya
mengandung K
TSP ----hanya
mengandung P
Pupuk majemuk yaitu pupuk mengandung lebih dari satu macam
unsur hara misalnya:
DAP ----mengandung N dan P
Rustica Yelllow---- mengandung N, P dan K
Berdasarkan pembuatannya dibagi menjadi :
Pupuk alam (pupuk organik)
Yaitu pupuk yang tidak dibuat di pabrik. Pupuk ini dicirikan
dengan kelarutan unsur haranya yang rendah di dalam tanah.Penggunaan pupuk ini
ditujukan untuk memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah.Contoh : pupuk
kandang, pupuk hijau, kompos.
Pupuk buatan(pupuk anorganik)
Yaitu pupuk yang dibuat di pabrik. Umumnya kandungan unsur hara dan kelarutanyya
tinggi. Berguna memperbaiki sifat kimia tanah misalnya : Urea, TSP, DAP dan
lain-lain.
Penempatan
pupuk dan saat pemberian merupakan
faktor sangat penting dalam pemupukan. Terdapat berbagai cara penempatan pupuk
yaitu ;
Broadcast yaitu pemberian pupuk dengan penebaran merata pada
permukaan tanah biasanya dilakukan sebelum tanaman ditanamankan.
Topdressing yaitu penempatan pupuk langsung diatas tanaman
tumbuh.
Side dressing yaitu pupuk ditempatkan sepanjang sisi tanaman
Band placemet yaitu pupuk ditempatkan pada jaluran tak
terputus diantara barisan tanaman.
Plow- sole placement yaitu pupuk dijatuhkan di belakang
bajak di dasar aluran.
PROTEKSI TANAMAN
Pengganggu
tanaman (pest) mencakup semua bentuk hidup yang merusak tanaman. Pengganggu dapat dikelompokkan menjadi
pathogen, dan gulma. Efek yang ditimbulkannya adalah penyakit, kerusakan dan
persaingan.
Pemberantasan
pengganggu tanaman merupakan disiplin dalam pertanian yang disebut proteksi
tanaman. Teknik pemberantan berbeda menurut pengganggu dan tanamannya.
Pendekatan dasarnya adalah dengan mencampuri beberapa tahap kehidupan dari
pengganggu tersebut atau dengan melindungi tanamannya. Perlakuan yang paling
berhasil adalah dengan pencegahan (preventif) dan bukannya
penyembuhan(curatif). Pencegahan bertujuan menahan, manencegah dan bukannya
penyembuhan tanaman-tanaman yang telah terserang.
Cara-cara
pemberantasan yang dikenal adalah:
Cara teknik budidaya
Cara fisik
Cara kimia
Cara biologi
Cara teknik budidaya
Cara kultur teknik digunakan untuk mengurangi populasi
pengganggu yang efektif mencakup pembuangan tanaman-tanaman atau benih sakit
atau terserang (rouging), pemotongan bagian-bagian tanaman yang terserang
(surgery) atau pembuangan sisa-sisa tanaman yang merupakan biakan pengganggu.
Pengurangan populasi pengganggu dapat dicapai dengan
menggilir tanaman yang tidak peka terhadap pengganggu tertentu (rotasi).
Populasi gulma dapat dikurangi dengan rotasi menggunakan tanaman yang
beradaptasi baik terhadap gulma yang mengalahkannya seperti pupuk hijau,jagung
atau singkong.
Cara fisik
Cara fisik dapat digunakan untuk melindungi tanaman dalam
melawan gangguan atau menghilangkan penggangu seluruhnya. Cara fisik yang
digunakan seperti :
Perangkap untuk menangkap serangga seperti bunyi dan
perangkap perangkap tikus.
Perlakuan air hangat pada biji tanaman
Pemberian mulsa dan pembakaran
Cara kimia
Pestisida merupakan nama golongan dari semua dari semua bahan
kimia yang digunakan untuk memberantas pengganggu, biasanya toksik pada
beberapa tahap kehidupan pengganggu.
Pestisida yang selektif adalah membunuh suatu organisme
tetapi tidak membahayakan yang lain. Akan tetapi, selektivitas merupakan konsep
yang relatif, tergantung pada interaksi dari banyak faktor: dosis, saat
pemberian, cara pemberian, sifat-sifat kimia dan fisik dari bahan yang
diberikan, dan status genetik dan fisiologi dari organisme yang terlibat.
Pestisida yang nonselektif membunuh tanpa pandang bulu. Pada umumnya pestisida
bersifat selektif sampai derajat tertentu. Sehingga pestisida digolongkan
menurut organisme yang dipengaruhi misalnya bakterisida, fungisida, mematisida,
insektisida, herbisida dan rodentisida .
Keefektifan pemberantasan secara kimia biasanya tergantung
pada saat pemberian. Pestisida tertentu dapat tidak sama toksiknya pada semua
bentuk pengganggu tertentu, dan ini juga merupakan hak yang tidak perlu.
Biasanya suatu tahap atau tahap lainnya peka, dan inilah mengapa saat pemberian
sangat penting. Maka rantai yang lemah mungkin ditemuakan sewakyu spora
cendawan berkecamabah, tahap larva muda pada serangga, atau serangga vector
dari penyakit virus, biji gulma berkecambah.
Untuk kebanyakan penyakit, pemberantasan kimia harus dilakukan
sebelum gejala sakit nampak. Misal sangatlah sukar membunuh cendawan sesudah
memasuki tanaman, tetapi pemberantasan dapat tercapai dengan bahan-bahan yang
mematikan atau mencegah spora berkecambah ke dalam tanaman.
Pemberian hebrisida pada tanaman yang sedang tumbuh disebut
perlakuan post emergence. Selektivitas harus diusahakan secara posisi atau
fisiologi, misal sewaktu menyemprotkan, tanamannya ditutupi plastik atau
sewaktu disemprotkan titik-titik tumbuh tanaman terlindung, tetapi titik tumbuh
gulma terbuka.
Cara biologi
Pengganggu tanaman dapat pula diberantas dengan manipulasi
faktor-faktor biologi. Pemberantasan biologi dapat tercapai dengan mengarahkan
kompetisi alami antara organisme. Misalnya, dengan mengintroduksi parasit atau
predator alami dari pengganggu atau menggunakan resistensi alamai pada tanaman
inang. Masih ada cara yang lebih halus yang dapat mempengaruhi perkembangan
pengganggu. Misalnya dengan melepaskan sejumlah besar serangga jantan yang
telah diradiasi agar mandul. Pemberantasan secara biologi merupakan cara yang
menarik, sebab sekali digunakan akan berlangsung tanpa pengaruh manusia, dan
bahaya-bahaya bahan kimia dapat ditiadakan.
Suatu contoh dari pemberantasan biologi yang berhasil adalah
dengan introduksi predator alami pada kutu jeruk di Kalifornia. Hama tersebut
terus terkendalikan sampai meluasnya DDT menyebabkan matinya predatornya. Hal
yang sama terjadi dengan hama Plutella maculipennis pada kubis yang dapat
diparasit Angitia. Contoh yang lebih baru adalah penggunaan spora Bacillus
thuringiensis untuk memberantas ulat-ulat; spora diberikan secara spray.
Pemberantasan secara biologi juga dapat dilakukan terhadap gulma.
Penggunaan resistensi genetik, kesanggupan secara bawaan
dari tanaman untuk menahan pengaruh merusak dari patogen atau predator,
merupakan cara ideal untuk pemberantasan. Resistensi bervariasi, dari nol (suspectibility = kepekaan), ke
parsial, sampai lengkap (imunity). Toleransi (tolerance) merupakan suatu tipe
resistensi di mana tanaman menderita infeksi dan sedikit kerusakan, tetapi
sanggup hidup dengannya dan masih mampu berproduksi.
Keseimbangan biologi yang terdapat dalam lingkungan alami
tidak dapat diabaiakan dalam proteksi tanaman. Perusakan keseimbangan oleh
fluktuasi lingkungan merupakan gejala alami. Pertanian, menurut alamnya,
mengganggu keseimbangan biologi secara alami, tetapi tidak bertindak
tersendiri.