Rabu, 21 Maret 2012

materi teknik budidaya

MATERI PEMBELAJARAN
            Dalam teknik budidaya tanaman dikenal panca usaha yang merupakan lima tindakan budidaya yang harus dilakukan untuk mendapatkan produksi maksimum meliputi :
 Tanamlah bibit unggul
Tanamlah dengan jarak tanam teratur
Berikan pengairan yang baik
Gunakan pupuk yang tepat
Berantaslah hama penyakit dengan baik
BIBIT UNGGUL
            Bibit unggul disebut juga varietas unggul.Varietas yang berarti suatu kelompok tanaman tertentu dalam suatu species budidaya tertentu yang dapat dibedakan dengan suatu sifat atau sekelompok sifat-sifat. Unggul di sini dimaksudkan memiliki banyak sifat-sifat agronomi yang unggul dibandingkan varietas lain.
            Varietas unggul yang sekarang populer di Indonesia untuk beberapa tanaman pertanian adalah:
Tanaman
Varietas Unggul
Padi                 
IRRI          : PB -5, PB-8,IR -20, IR-22, IR-26
Nasional : Syntha, Dewi Ratih, Pelita, Bengawan
Lokal       : Raja lele, cianjur dan lain-lain
Jagung
Harapan, metro, wonosobo,pemadi, pandu dan lain-lain
Kedelai
Davros, Orba, Americana
Tomat
Apel Belgia,Gondol, Venus, Saturnus

TANAM DAN JARAK TANAM
            Di Indonesia dan daerah tropik lain faktor yang menentukan saat tanam adalah ketersediaan air. Di musim hujan air berlebihan di tanah sawah tidak banyak  tanaman yang
g baik di tanam kecuali padi,sedangka
n di tanah kering walau suplai air baik untu banyak tanaman akan tetapi cuaca cuaca yang lembab dan matahari jarang barsinar mrnyebabkan banyak serangan penyakit.  Dimusim kemarau serangan hama lebih banyak mengancam disamping sedikitnya suplai air bahkan kadang kekeringan mengancam.
            Jarak tanam menggunakan tandur jajar yaitu tanam dengan jarak tanam yang teratur dan barisan teratur. Hal ini dimaksudkan agar penyiangan dan pemberian pupuk yang nantinya gampang dilaksanakan. Demikian pula dengan proteksi terhadap hama penyakit lebih mudah dilakukan.
            Jarak tanam mempengaruhi populasi tanaman dan keefisienan penggunaan cahaya juga mempengaruhi kompetisi antara tanaman dalam menggunakan air dan zat hara dengan demikian akan mempengaruhi hasil.Distribusi tanaman yaitu pengaturan letak tanaman pada sebidang tanah mempengaruhi keefisienan penggunaan cahaya. Pada umumnya jarak tanam sama lebih efisien daripada jarak tanam yang lain.
            Arah barisan dapat digunakan untuk menggunakan cahaya secara efisien. Tanaman yang ditanam   dengan arah barisan Timur-Barat menggunakan cahaya lebih efisien daripada dengan arah barisan Utara- Selatan. Penggunaan arah barisan ditentukan oleh arah lereng ataupun teras-teras. Di lereng yang tidak berteras  sebaiknya barisan atau guludan tegak lurus arah lereng. Dengan lereng yang landai tak berteras dianjurkan bertanam dengan sistem contour, barisan-barisan tidak perlu lurus dapat berkelok-kelok sesuai dengan keadaan bukit tetapi harus sama tinggi(datar)

PENGAIRAN
            Pengairan yang baik akan meningkatkan daya produksi Tanaman. Tanaman diklasifikan menurut kebutuhan airnya yaitu hidrofit adalah tanaman yang hidup dalam air. Golongn hidrofit dicirikan dengan kebutuhan oksigen yang rendah dan sistem perakaran yang buruk. Mesofit golongan tanaman yang kebutuhan airnya sedang memiliki sistem perakaran yang berkembang baik. Xerofit yang tumbuh pada habitat yang kering dan telah melalui berbagai adaptasi yang menyebabkanny tumbuh dan membiak di tanah-tanah yang sangat kering.
            Dalam pemberian air perlu diperhatikan kebutuhan air dalam setiap tanaman demikian pula setiap tahap dari tanaman tertentu. Misalnya tanaman padi tidak harus digenangi terus-menerus pada saat tertentu menjelang pembungaan sawah perlu dikeringkan.
            Pada umumnya tanaman banyak membutuhkan air pada awal tumbuhnya di mana fase vegetatif dominan.Pada saat menjelang pembungaan menjelang pembungaan air perlu dikurangi.  Tanaman perlu dijaga jangan sampai mengalami kekeringan dulu baru disiram.Berbagai definisi kekeringan yaitu :  suatu perioda di mana keadaan air tanah membatasi pertumbuhan; suatu perioda selama 14 hari terus menerus tidak ada hujan.
            Dalam hubungan dengan produksi tanaman air harus dikelola secara baik dan ekonomis.  Ini menyangkut irigasi yaitu penambahan suplemen air dan drainase yaitu pembuangan kelebihan air dan konservasi yaitu perlindungan sumber-sumber air.
            Irigasi diberikan menurut 2 cara: 1) irigasi permukaan  yaitu air didistribusikan diseluruh permukaan tanah, 2) irigasi penyiraman yaitu pemberian air di bawah tekanan.

PEMUPUKAN
            Pupuk adalah bahan yang memberikan zat hara pada tanaman. Pupuk biasanya diberikan pada tanah tetapi dapat pula diberikan lewat daun atau batang sebagai larutan.
           
Pupuk diklasifikasikan menjadi:
Berdasarkan kandungan unsur hara dibagi menjadi:
Pupuk tunggal yaitu pupuk yang hanya mengandung 1 macam unsur hara, misalnya:
Urea ----hanya mengandung N
ZK     ----hanya mengandung K
TSP   ----hanya mengandung P
Pupuk majemuk yaitu pupuk mengandung lebih dari satu macam unsur hara misalnya:
DAP ----mengandung N dan P
Rustica Yelllow---- mengandung N, P dan K
Berdasarkan pembuatannya dibagi menjadi :
Pupuk alam (pupuk organik)
Yaitu pupuk yang tidak dibuat di pabrik. Pupuk ini dicirikan dengan kelarutan unsur haranya yang rendah di dalam tanah.Penggunaan pupuk ini ditujukan untuk memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah.Contoh : pupuk kandang, pupuk hijau, kompos.
Pupuk buatan(pupuk anorganik)
Yaitu pupuk yang dibuat di pabrik.  Umumnya kandungan unsur hara dan kelarutanyya tinggi. Berguna memperbaiki sifat kimia tanah misalnya : Urea, TSP, DAP dan lain-lain.
            Penempatan pupuk  dan saat pemberian merupakan faktor sangat penting dalam pemupukan. Terdapat berbagai cara penempatan pupuk yaitu ;
Broadcast yaitu pemberian pupuk dengan penebaran merata pada permukaan tanah biasanya dilakukan sebelum tanaman ditanamankan.
Topdressing yaitu penempatan pupuk langsung diatas tanaman tumbuh.
Side dressing yaitu pupuk ditempatkan sepanjang sisi tanaman
Band placemet yaitu pupuk ditempatkan pada jaluran tak terputus diantara barisan tanaman.
Plow- sole placement yaitu pupuk dijatuhkan di belakang bajak di dasar aluran.
PROTEKSI TANAMAN
            Pengganggu tanaman (pest) mencakup semua bentuk hidup yang merusak tanaman.  Pengganggu dapat dikelompokkan menjadi pathogen, dan gulma. Efek yang ditimbulkannya adalah penyakit, kerusakan dan persaingan.
            Pemberantasan pengganggu tanaman merupakan disiplin dalam pertanian yang disebut proteksi tanaman. Teknik pemberantan berbeda menurut pengganggu dan tanamannya. Pendekatan dasarnya adalah dengan mencampuri beberapa tahap kehidupan dari pengganggu tersebut atau dengan melindungi tanamannya. Perlakuan yang paling berhasil adalah dengan pencegahan (preventif) dan bukannya penyembuhan(curatif). Pencegahan bertujuan menahan, manencegah dan bukannya penyembuhan tanaman-tanaman yang telah terserang.
            Cara-cara pemberantasan yang dikenal adalah:
Cara teknik budidaya
Cara fisik
Cara kimia
Cara biologi
Cara teknik budidaya
Cara kultur teknik digunakan untuk mengurangi populasi pengganggu yang efektif mencakup pembuangan tanaman-tanaman atau benih sakit atau terserang (rouging), pemotongan bagian-bagian tanaman yang terserang (surgery) atau pembuangan sisa-sisa tanaman yang merupakan biakan pengganggu.
Pengurangan populasi pengganggu dapat dicapai dengan menggilir tanaman yang tidak peka terhadap pengganggu tertentu (rotasi). Populasi gulma dapat dikurangi dengan rotasi menggunakan tanaman yang beradaptasi baik terhadap gulma yang mengalahkannya seperti pupuk hijau,jagung atau singkong.
Cara fisik
Cara fisik dapat digunakan untuk melindungi tanaman dalam melawan gangguan atau menghilangkan penggangu seluruhnya. Cara fisik yang digunakan seperti :
Perangkap untuk menangkap serangga seperti bunyi dan perangkap perangkap tikus.
Perlakuan air hangat pada biji tanaman
Pemberian mulsa dan pembakaran
Cara kimia
Pestisida merupakan nama golongan dari semua dari semua bahan kimia yang digunakan untuk memberantas pengganggu, biasanya toksik pada beberapa tahap kehidupan pengganggu.
Pestisida yang selektif adalah membunuh suatu organisme tetapi tidak membahayakan yang lain. Akan tetapi, selektivitas merupakan konsep yang relatif, tergantung pada interaksi dari banyak faktor: dosis, saat pemberian, cara pemberian, sifat-sifat kimia dan fisik dari bahan yang diberikan, dan status genetik dan fisiologi dari organisme yang terlibat. Pestisida yang nonselektif membunuh tanpa pandang bulu. Pada umumnya pestisida bersifat selektif sampai derajat tertentu. Sehingga pestisida digolongkan menurut organisme yang dipengaruhi misalnya bakterisida, fungisida, mematisida, insektisida, herbisida dan rodentisida   .
Keefektifan pemberantasan secara kimia biasanya tergantung pada saat pemberian. Pestisida tertentu dapat tidak sama toksiknya pada semua bentuk pengganggu tertentu, dan ini juga merupakan hak yang tidak perlu. Biasanya suatu tahap atau tahap lainnya peka, dan inilah mengapa saat pemberian sangat penting. Maka rantai yang lemah mungkin ditemuakan sewakyu spora cendawan berkecamabah, tahap larva muda pada serangga, atau serangga vector dari penyakit virus, biji gulma berkecambah.
Untuk kebanyakan penyakit, pemberantasan kimia harus dilakukan sebelum gejala sakit nampak. Misal sangatlah sukar membunuh cendawan sesudah memasuki tanaman, tetapi pemberantasan dapat tercapai dengan bahan-bahan yang mematikan atau mencegah spora berkecambah ke dalam tanaman.
Pemberian hebrisida pada tanaman yang sedang tumbuh disebut perlakuan post emergence. Selektivitas harus diusahakan secara posisi atau fisiologi, misal sewaktu menyemprotkan, tanamannya ditutupi plastik atau sewaktu disemprotkan titik-titik tumbuh tanaman terlindung, tetapi titik tumbuh gulma terbuka.
Cara biologi
Pengganggu tanaman dapat pula diberantas dengan manipulasi faktor-faktor biologi. Pemberantasan biologi dapat tercapai dengan mengarahkan kompetisi alami antara organisme. Misalnya, dengan mengintroduksi parasit atau predator alami dari pengganggu atau menggunakan resistensi alamai pada tanaman inang. Masih ada cara yang lebih halus yang dapat mempengaruhi perkembangan pengganggu. Misalnya dengan melepaskan sejumlah besar serangga jantan yang telah diradiasi agar mandul. Pemberantasan secara biologi merupakan cara yang menarik, sebab sekali digunakan akan berlangsung tanpa pengaruh manusia, dan bahaya-bahaya bahan kimia dapat ditiadakan.
Suatu contoh dari pemberantasan biologi yang berhasil adalah dengan introduksi predator alami pada kutu jeruk di Kalifornia. Hama tersebut terus terkendalikan sampai meluasnya DDT menyebabkan matinya predatornya. Hal yang sama terjadi dengan hama Plutella maculipennis pada kubis yang dapat diparasit Angitia. Contoh yang lebih baru adalah penggunaan spora Bacillus thuringiensis untuk memberantas ulat-ulat; spora diberikan secara spray. Pemberantasan secara biologi juga dapat dilakukan terhadap gulma.
Penggunaan resistensi genetik, kesanggupan secara bawaan dari tanaman untuk menahan pengaruh merusak dari patogen atau predator, merupakan cara ideal untuk pemberantasan. Resistensi bervariasi,  dari nol (suspectibility = kepekaan), ke parsial, sampai lengkap (imunity). Toleransi (tolerance) merupakan suatu tipe resistensi di mana tanaman menderita infeksi dan sedikit kerusakan, tetapi sanggup hidup dengannya dan masih mampu berproduksi.
Keseimbangan biologi yang terdapat dalam lingkungan alami tidak dapat diabaiakan dalam proteksi tanaman. Perusakan keseimbangan oleh fluktuasi lingkungan merupakan gejala alami. Pertanian, menurut alamnya, mengganggu keseimbangan biologi secara alami, tetapi tidak bertindak tersendiri.






kegiatan pasca panen

KEGIATAN PASCA PANEN
            Tanaman yang baru dipanen membutuhkan penanganan sebelum di bawa ke pasar. Kegiatan pasca panen meliputi:  
A.       Pengangkutan
Setelah di panen tanaman memerlukan wadah untuk pengangkutan.  Wadah diperlukan untuk membawa keluar dari lahan panen.  Wadah atau kemasan sederhana yang digunakan di tempat  panen berbeda dengan kemasan untuk pengiriman.Wadah untuk mengangkut hasil pane nada bermacam-macam tergantung komoditinya.Karung goni,kantong terigu, jarring, keranjang bamboo,keranjang plastic atau peti kayu dapat digunakan.  Komoditi yang telah dipanen diletakan di dalam wadah.  Selanjutnya ada yang membawanya ke gudang untuk disortir,dan dikemas untuk diangkut k tempat pemasaran.Untuk tanaman pangan setelah panen perlu ada pengeringan.
B.       Sortasi dan penggolongan mutu
Proses sortasi dan penggolongan mutu meliputi kegiatan:
a.      Mengafkir dan memisahkan hasil yang berkualitas tinggi,sedang dan rendah.
b.      Melakukan klasifikasi dari hasil tersebut.
Tujuan dilakukannya penggolongan mutu adalah:
1.      Mendapatkan komoditi yang mempunyai keseragaman baik dalam ukuran maupun kualitas.
2.      Mempermudah penyusunan di dalam kemasan
3.      Mendapatkan harga yang tinggi di pasaran
4.      Mempermudah penghitungan
C.      Pendinginan
Pendinginan dilakukan untuk menekan respirasi, merendahkan kepekaan terhadap se
rangan jasad renik, mengurangi kehilangan air dan memudahkan produk untuk siap diangkut dengan peralatan dingin.
D.     Pengeringan
Pengeringan pada tanaman pangan perlu dilakukan untuk mengurangi kadar air yang diinginkan. Sedangkan pada tanaman buah setelah buah dicuci perlu melakukan pengeringan maksudnya agar air yang menempel tidak melembabkan atau merusak buah.
E.      Penyimpanan
Penyimpanan untuk tanaman pangan dilakukan setelah pengeringan. Penyimpanan biasanya sebelum dilakukan penjualan.

KEMASAN DAN PENATAAN
Pengemasan buah ialah meletakkan buah-buahan ke dalam suatu wadah yang cocok dan baik sehingga komoditi tersebut terlindung dari kerusakan mekanis, fisiologis, kimiawi, dan biologis. Kegiatan pengemasan ini sering juga disebut pengepakan atau packing.
Tujuan pengemasan secara umum ialah:
1.      Melindungi hasil terhadap kerusakan
2.      Melindungi dari kehilangan air
3.      Melindungi dari pencurian
4.      Mempermudah dalam pengangkutan
5.      Mempermudah penyusunan baik dalam pengangkutan maupun penyimpanan dan
6.      Mempermudah dalam perhitungan

Keuntungan yang diperoleh dari pengemasan banyak sekali. Tentu saja tidak semua jenis kemasan memberikan keuntungan yang sama.
Keuntungan yang dapat kita peroleh dengan melakukan penegemasan antara lain:
-          Lebih efisien dalam pengangkutan maupun pemasaran
-          Memungkinkan penggunaan teknologi pengemasan dengan modifikasi atmosfir
-          Buah yang dikemas tampak bersih dan memenuhi syarat kesehatan
-          Memberikan pelayanan penjualan yang lebih baik pada konsumen
-          Mengurangi biaya pengangkutan, dan
-          Memungkinkan penggunaan cara-cara pengangkutan baru

Bahan dan bentuk kemasan ada bermacam-macam. Secara umum ada 2 jenis kemasan yang digunakan, yaitu:
1.      Kemasan langsung
Yakni kemasan utama yang langsung berhubungan dengan buah yang dikemas. Bahan pengemas utama ini dapat berupa karung, plastic, kertas atau bahkan daun.
2.      Kemasan tidak langsung
Merupakan kemasan kedua dari buah yang tidak bersentuhan langsung. Wadah kedua dimaksudkan untuk melindungi bahan dari kerusakan fisik dan mekanis terutama untuk memudahkan pengaturan dalam gudang penyimpanan distribusi dan memudahkan dalam pengaturan alat angkut. Bahan pengemas jenis ini dapat dibuat dari peti kayu, peti plastik, peti karton dan keranjang bambu.

Untuk menentukan jenis kemasan yang tepat harus diketahui terlebih dahulu sifat-sifat bahan yang akan dikemas. Sifat buuah digolongkan menjadi dua, yaitu buah lunak dan buah keras

Buah lunak mudah memar dan rusak. Kemasan yang cocok digunakan ialah pembungkus dari selopan. Buah keras contohnya manggis, salak dan lain-lain. Kemasan yang tepat digunakan untuk buah seperti ini ialah wadah terbuka atau tertutup plastik.




A.      Kemasan untuk Pengiriman atau Pengangkutan
Pengemasan pengiriman dilakukan dengan maksud untuk disampaikan ke pasar induk, pasar lokak, pasar swalayan, pedagang pengumpul buah, pengusaha pengolaan buah dan pedagang eceran.
Pengemasan untuk pengiriman diperlukan wadah yang dirancang khusus untuk melindungi buah. Wadah kemasan harus dapat berfungsi sebagai pelindung dari luka memar, getaran maupun berat wadah lain yang menumpuk. Bahan kemasan untuk pengangkutan dirancang dengan sedemikian rupa disesuaikan dengan jarak angkut, lama perjalanan, keadaan jalan yang dilalui macam alat angkut, panas respirasi yang timbul, serta kehilangan air. Pengemasan buah untuk pemasaran lokal umumnya menggunakan peti kayu, peti karton, keranjang bambu, keranjang plastik dan jaring.


B.      Kemasan untuk Ekspor
Sesuai dengan tujuannya yakni ekspor kemasan buah harus dilakukan dengan baik. Buah yang dipilih harus berkualitas prima dan kemasan yang digunakanpun harus rapi, kokoh dan menarik.
Pengemasan buah untuk ekspor dapat dilakukan dengan menggunakan alat kemas dari peti karton. Kapasitas buah tergantung komoditinya.




C.      Kemasan untuk Konsumen
Kemasan untuk konsumen lebih ditujukan kepada pembeli eceran atau orang yang membeli dalam jumlah kecil hingga tidak terlalu banyak. Ukuran kemasan biasanya kecil disesuaikan dengan sistem penjualan ke konsumen secara langsung. Pengemasan untuk konsumen berupa kantong plastic, busa Styrofoam, keranjang kecil, kotak karton.